Komputer paling lambat yang pernah saya pakai adalah komputer yang diberikan Pak Ganis sebagai ganti komputer saya yang rusak dulu. Prosesornya Pentium Celeron dengan memory 64 Mb, jadi bisa dibayangkan betapa lambatnya Indesign dijalankan di komputer itu,
penambahan memory yang saya beli sendiri menjadi 256 Mb membuat Indesign 1.5 mulus melaju di komputer saya waktu itu.
Sedangkan komputer "hadiah" memiliki spesifikasi Pentium IV 1,8 memory 256 Gb yang cukup "bengek" untuk menjalankan Indesign CS apalagi CS2 atau CS3. Lalu saya mendapat suntikan dana dari EDP berupa memory sebesar 256 dan Graphic card Geforce MX 64 Mb, yang cukup membuat saya senang, lalu Indesign CS2-pun ngebut di komputer saya.
Lalu suntikan dana kembali masuk kekantong saya dan rekan kerja berupa memory masing-masing 512 Mb, dan sayapun kembali mendapatkan 1 Gb. Indesign CS3 lalu nangkring di komputer saya, dan Indesign CS2 di komputer rekan kerja saya.
Awal Masalah
Beberapa waktu yang lalu Pontianak Post melakukan migrasi besar-besaran dari Mac Ke PC. Banyak komputer canggih dengan spesifikasi yang layak bahkan lebih buat menjalankan Creative Suite 4 disediakan oleh Perusahaan. Dan Kapuaspun dapat cipratan angin dari migrasi ini, tetapi sangat disayangkan hingga kini kami hanya mendapatkan 2 buah layar LCD.lalu saya menyadari akan tempat kami selaku kru dari Kapuas Post dan kami patut mensyukurinya. Lalu bencana kembali menerpa, dari ganti hardisk komputer Ika sampai power supply Bachtiar hanya karena seringnya mati lampu tanpa perlindungan UPS. Bencana kedua datang pada komputer Joko yang sering mati sendiri. Sudah terlalu sering para Pejabat EDP/PNN/JPNN/KPN/KPK atau apalah namanya bolak-balik di ruangan kami untuk memeriksa penyakit komputer Joko, Kadang kasihan juga mereka...Hiks.
Kemudian timbul keinginan untuk pengadaan komputer untuk Joko, lalu saya berpikir, jika terpenuhi bagaimana dengan yang lain?. Akhirnya saya mengambil keputusan untuk meminta 1 unit komputer untuk saya sendiri selaku Koordinator Artistik, rencana saya adalah memberikan komputer saya ke Joko dan saya mendapat komputer yang baru ....he..he..he licik man...
Tetapi berpuluh-puluh surat sudah kami serahkan dan komputer tak kunjung datang, ternyata peruntungan kami sudah habis, sudah tak ada lagi suntikan dana segar, hardisk komputer sayapun sudah teriak-teriak bertanda rusak. Kasihan Joko udahlah komputer soak, digantipun kenak yang soak gak.