Minggu lalu aku mendapat musibah yaitu anakku menderita gejala DBD (Demam Berdarah Dengue) dan mesti dirawat di RSSA Pontianak. Cuti sepekan yang disetujui kantor tempatku bekerja nyaris kuhabiskan menunggui anakku di RS tersebut, alhamdulilah kesehatannya hari demi hari membaik sehingga hari ini sudah diperbolehkan pulang. Banyak hal yang terjadi dari musibah ini. Dari masalah hidup hingga hubungan antar manusia.
Hari pertama anakku divonis mesti menjalani rawat inap di RSSA Pontianak, seperti disambar truk gede menyambar kepala. Terkejut dan hampir shock aku dibuatnya. Penyakit yang selama ini aku aku khawatirkan dan hindari perkembangannya di rumah, akhirnya menyapa anggota keluargaku. Dari bak mandi sampai ban mobil aku cek agar tak terjadi genangan air sudah kulakukan, namun pembawa penyakit ini masih saja mengincar. Ketidak sadaran anggota keluarga yang lain akan penyakit ini masih kurang. Mungkin karena mereka ngga pernah mengalami sakit hingga lupa apa itu sehat dan memperjuangkannya. Coba anda pikir? apa hubungannya antar penyakit DBD dengan kurangnya minum susu? Kalo ada tolong periksa latar belakang keluarga anda, mungkin saj ada yang masih belum sembuh dari penyakit BLOONNNNNN.
Tetapi aku hadapi cobaan ini dengan tenang, walaupun pikiran yang "tak genah" terus membayangi. Apalagi mendengar di hari kedua trombosit anakku turun dari 79 ke 60. Setengah panik aku membengkas tabungan satu-satunya untuk mendapatkan ramuan atau apalah namanya buat memperbaiki kesehatan anakku. Akhirnya berita baik datang dari Mas Bimo yang mau mengantarkan Sari Kurma ke rumah sakit. Sari Kurma ini konon bisa menaikkan trombosit dengan cepat selain Jambu biji dan perasan air beras merah. Hanya dengan meraih uang Rp. 27.500 akhirnya kudapatkan sebotol Sari Kurma yang memang sedang langka di pasaran. Ahamdulillah setelah dikonsumsi trombosit anakku naik menjadi 70 di hari berikutnya, begitu juga hari berikutnya.
Selain itu ada juga kejadian aneh di rumah sakti. Ini tentang tingkah laku sesuatu yang bukan manusia....ihhhhhhhhhh. Ini terjadi pada subuh di hari kedua pada saat aku mau mandi sekitar pukul 5 subuh (sengaja karena ngga mau ngantri) di lobi utama di lantai III aku menemukan kotoran binatang (selain manusia khan?) yaitu kotoran kucing berserakan di tengah-tengah lobi yang luas. Aneh juga prilaku binatang satu ini, karena setahuku kucing itu biasa beol di tanah atau di pasir. Tetapi kucing yang satu ini dilantai yang bersih dan mengkilap....dasar kucing rumah sakit. Ini terjadi lebih parah pada subuh hari berikutnya...Kasihan juga dengan para cleaning service RS. Tapi namanya juga binatang, mau ngomong gimana lagi?
Selama di rumah sakti aku juga mengalami sedikit pelajaran tentang hubungan antar manusia. Dimana keakraban sesaat ternyata lebih erat dan bermakna tinggi daripada hubungan yang lebih lama terjalin. Ibarat cinta lokasi para artis bisa lebih menyita perhatian pers daripada hubungan lain diluar syuting. Hubungan akrab antar ibuĀ di satu ruangan ternyata lebih terlihat nyata daripada hubungan erat yang terjalin antara rekan kerja di kantor. Para ibu yang setiap hari menanyakan kondisi anak kita, memberikan saran, saling mengingati, hingga saling menghibur menjadi sebuah hubungan antar manusia yang lebih nyata di mata dan hati kita dibandingkan teman-teman dan rekan-rekan kantor yang setiap hari bertatap muka, bersenda gurau, dan kalau dilihat oleh mata hati tampak terlihat terjalin hubungan erat, tetapi ternyata PALSU.
Selama di rumah sakti aku juga mengalami sedikit pelajaran tentang hubungan antar manusia. Dimana keakraban sesaat ternyata lebih erat dan bermakna tinggi daripada hubungan yang lebih lama terjalin. Ibarat cinta lokasi para artis bisa lebih menyita perhatian pers daripada hubungan lain diluar syuting. Hubungan akrab antar ibuĀ di satu ruangan ternyata lebih terlihat nyata daripada hubungan erat yang terjalin antara rekan kerja di kantor. Para ibu yang setiap hari menanyakan kondisi anak kita, memberikan saran, saling mengingati, hingga saling menghibur menjadi sebuah hubungan antar manusia yang lebih nyata di mata dan hati kita dibandingkan teman-teman dan rekan-rekan kantor yang setiap hari bertatap muka, bersenda gurau, dan kalau dilihat oleh mata hati tampak terlihat terjalin hubungan erat, tetapi ternyata PALSU.
Selama dirumah sakit tak satupun rekan kerjaku bahkan bosku menjenguk, bahkan dari kedua tempat kerjaku cuma mas Bimo saja yang sempat menjenguk. Sungguh ironis memang, apalagi ketika aku mendengar istriku berkata :
"Teman-teman kantor ayah pada kemana? kok ngga kelihatan?, mestikah harus dibuatkan Pizza lagi agar mereka mau menjenguk anakmu. Akrabnya kok pas ada antaran makanan aja sih?'
Aku saat itu hanya menghela napas. Tapi mau gimana lagi, namanya manusia memang begitu. Ada yang baik ada juga yang tidak, ada yang patut disebut teman atau tetangga, ada juga yang tidak. Pada akhirnya kita hanya bisa meminta perlindungan dari Allah SWT agar kita tak terkontaminasi oleh sifat-sifat jelek seperti itu.
Selain itu ada juga kejadian aneh yang cukup mengesalkan yaitu aku kehilangan hak pilihku di Pilpres 2009 gara-gara cuma ngga bisa nunjukin kartu keluarga, padahal KTP ada...tapi kalo dibicarakan disini cuma boros-borosin kapasitas blog aja.....cuma satu kata KPU you're .,/.';[p]@)($#7(!84374237$@
Masih banyak lagi tingkah laku manusia yang aneh-aneh yang semakin dilihat akan semakin aneh