Beauty Sacrifice
Mekar tak sekedar mekar
Ranum bukanlah denyut nadi alam
Hangat pelukanmu tembus jantung dan empedu tubuhku
Hembusan napasmu kelilingi urat dan darahku
Berkacalah wahai engkau sang mawar
bahwa keagunganmu hanya seujung jari semut
Layakkah engkau berada diantara lembut helai mahkota hitam
Ternyata pekatmu tak berkilau menyengat
Untaian halus rambutmu bergolak-golek
Terkadang keras terkadang lembut
Bisa menusuk bisa membelai
Dan harumnya....tertahan....tersedak...kosongkan kehampaan hati
Langit tak berhak bicara, Bumi tak berhak dihuni
Jika kau mulai bergerak waktupun terkulai, terjerembab jatuh jauh hancur berderai
Itulah Dirimu yang takkan pernah bisa kugenggam.
Feather Desire
Berkaca aku berkaca
Kupatut satu demi si jahanam
Kumaki terkadang kumaki
Lelah aku lelah pikiranku
Dibahuku penuh dengan batu
Perih terkadang jenuh terkadang keruh
Terkadang peluh terkadang ricuh
Terhitung berapa kerikil yang jatuh
Ingatkanku pada bau busuk yang merasuk
Mataku buyar...mataku pecah
Tak bisa lagi kupandang apa yang terpandang
Mata ini tertutup tersegel oleh besi besi cinta
Ya...cinta....sebuah kata kuno bertahtakan ular
berkulit duri
Merayap....menoreh.....menancapkan bilur-bilur
darah pekat, pahit, asin dan manis.
Tapi korban cinta bukan hanya aku, tapi kau,
mereka, dan semua yang bermulut kecil.
Gerah kurasakan indah kautiduri
Berdiri menantang memaki, menghinaku, mencambukku
Berkaca kuberkaca
Menangis ku menangis
Kutatap sedih diriku
Kupandang engkau dengan cintaku
Berdiri bebas kau membunuhku.....dengan cintamu