Menjelang hari raya, ada yang paling ditunggu-tunggu tiap karyawan. Bisa ditebak, Tunjangan Hari Raya (THR) memang membuat karyawan makin girang menyambut lebaran.
Saat menanti THR masuk ke rekening, banyak orang sudah bersemangat membuat daftar belanja. Tanpa sadar, mereka meningkatkan konsumsi selama puasa, khususnya untuk keperluan hari raya seperti makanan, pakaian, mudik, open house, 'angpau' dan sebagainya.
Namun, uang bonus tahunan masih bisa Anda 'selamatkan', tanpa ludes. Bagaimana caranya?
1. Jangan membeli baju baru (malulah pak..bu udah uzur)
Orang tua sebaiknya jangan membeli baju baru kecuali emang udah ngga punya baju. Belilah baju hanya untuk anak anda, jangan terlalu pelit untuk anak anda. Baju masih bisa dibeli sehabis lebaran, salah satu caranya gunakan dengan baik angpau yang diterima oleh anak anda. Oleh karena itu jangan malas untuk berlebaran ke sanak saudara yang jauh. Karena siapa tahu mereka lagi banyak duit sehingga angpau yang diterima anak anda semakin banyak buat beli baju baru.
2. Ngapain sih mesti mudik?
Biaya terbesar lebaran adalah mudik, sekali-sekali boleh saja, asal jangan tiap tahun. Apalagi jika ngga bisa cuti saat lebaran. Itu lebih gila lagi. Bayangkan jika mudik hanya dimiliki oleh pimpinan tertentu. Kadang kasihan juga, duit THR banyak tapi cuma bisa libur tiga hari, sedangkan bos bisa 5 atau 7 hari....wow busyet. Ada baiknya menggunakan teknologi seperti video call atau telepon dan SMS bila memutuskan untuk tidak berkunjung ke kampung halaman. Atau bisa juga numpang tetangga atau sanak saudara yang kebetulan ingin pulang kampung, selain hemat biaya bisa ditekan bahkan bisa dicicil. Bisa 12 bulan, 24 bulan bahkan 32 bulan.
3. Makanan (Hari pembalasan)
Lebaran otentik dengan ketupat, kue kering, sayur lodeh, lontong, minuman kaleng dan lain sebagainya. Kesan pertama yang timbul adalah "Hari Pembalasan". Kenapa tidak? setelah sebulan berpuasa, makan nasi kotak yang dijatah memang bisa disebut Tenaga kerja Rodi Modern. Makanya kalo menerima THR ngga pernah ada rasa puas apalagi cukup, yang ada di kepala kurangggg mulu (hayooo ngaku aja...tanya nurani masing-masing)
Anda bisa menyajikan makanan hari raya yang lezat tanpa perlu merogoh kocek terlalu dalam. Cari resep-resep makanan yang harga bahannya terjangkau, seperti kelepon, kue kap, bingke berandam atau ubi rebus. Agar tak terlalu menguras dana, hidupkan kembali tradisi saling mengantar makanan. Khan enak tuh kita kirim ubi rebus dapatnya kue kering ama kue lapis legit.
Selain mempererat silaturahim, beban Anda akan semakin ringan. Atau bisa juga ajak beberapa teman atau tetangga untuk membeli bahan baku dalam jumlah besar sebelum diolah agar tidak terlalu membebani. Akan lebih baik lagi berbagi ama yang beda agama, agar hasilnya lebih menguntungkan kita.
4. Tradisi 'Angpau'
Hari raya tak lepas dari tradisi angpau atau memberikan sejumlah uang kepada sanak saudara. karena sifatnya tahunan, sebaiknya Anda telah menganggarkan pengeluaran ini sebagai pengeluaran tahunan. Tetapi ingat, jangan pernah memberikan angpau tanpa amplop kecil, contohlah amplop angpau imlek yang berukuran kecil (sekarang khan udah banyak versi lebarannya). Usahakan amplop dilem dengan rapat agar ngga bisa langsung diintip. Rata-rata orang tua malu untuk membuka angpau anaknya di depan si pemberi. Mereka akan membuka angpau tersebut setelah pulang kerumah....nah pas dibuka ..eh cuma 500 perak (kadang kosong). Dengan begitu kita ngga dibuat malu dan anggaran untuk angpau pun sedikit lebih berhemat.
5. Open House
Bila tiap tahun ada open house di rumah, anggarkan sebagai pengeluaran tahunan. Seberapa besar open house mempengaruhi jumlah dana yang harus Anda siapkan. Bila memang tidak memungkinkan untuk mengadakan open house, jangan memaksakan diri yang membuat pengeluaran lebih besar atau bahkan menimbulkan hutang. Akan lebih baik mengadakan open house secara gotong royong, contohnya Open House satu RT. Nah, dengan begitu kita bisa lebih berhemat, dan makanan yang bisa dibawa pulang akan lebih banyak serta bisa digunakan untuk lebaran haji berikutnya
Merayakan lebaran tidak lantas Anda harus boros dan menghambur-hamburkan uang. Sebab, Ramadan mengajarkan untuk mengendalikan nafsu dan keinginan. Menghidupkan tradisi memang sah-sah saja. Namun, usahakan tradisi buruk tak menjadi gaya hidup.
This Post Has 3 Comments
tidak ada masalah kalaw THR nya Gede. Yang jadi masalah THR sekarang kecil kecil nominalnya ya tidak cukup.
bener mas, kalau ngikutin tradisi kayak gitu bisa ludes THR…
@Pak Asep : Kalau misal saya dapat THR gede, keinginan saya juga makin gede pak, jadi tetep aja abis hehehehe….
Bos Bowo. Masih doyan nanas nda? Gemana kabar bonus kite. Bile brojol tuh bonus?